SMAN
1 INDRAMAYU
Jalan
Soekarno-Hatta No. 2 Indramayu 45216
PERFILMAN
Disusun oleh: Ike Nur Wulan Asri Yani
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT. Yang
Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta
yang telah memberikan motivasi yang begitu besar dalam menuntaskan proses
penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini saya menulis materi PERFILMAN yang
berkaitan dengan cara membuat film dengan baik. Karena perfilman di Indonesia
belum begitu baik. Oleh karena itu saya ingin berbagi pengetauan yang telah di
peroleh berkaitan dengan perfilman. Makalah ini menjelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan definisi, hal-hal yang perlu diketahui dalam
membuat film, jenis-jenis film, langkah-langkah membbuat film, serta pemahaman
tentang dunia perfilman.
Untuk itu semoga makalah yang saya buat ini dapat
menjadi acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam menghasilkan karya
tulis.
Indramayu, 24 April 2015
Ike Nur Wulan Asri Yani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. I
DAFTAR ISI......................................................................................................................... II
BAB I (PENDAHULUAN)
A.
Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah................................................................................................ 1
C.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
D.
Tujuan dan Manfaat................................................................................................ 2
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Film............................................................................................................................ 3
B. Jenis-jenis
Film........................................................................................................... 4
C. Langkah-langkah
membuat film................................................................................ 5
BAB III
(PENUTUP)
A.
Kesimpulan....................................................................................... 11
B.
Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Film
saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan masyarakat, dan juga tidak
hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi antara
pembuat film dengan penontonnya. Di Indonesia, berbagai jenis film sudah mulai
merebak. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang sedang tersorot dalam
beberapa tahun ini. Tidak kalah hebatnya dengan film maker profesional pada
umumnya, banyak generasi muda Indonesia, khususnya kota-kota besar sudah mulai
antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan membuat film pendek. Dunia
perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut diapresiasikan oleh
masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk kreasi para seniman dan
pecinta film yang menghargai kultur masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung
suka dengan kultur instan. Bukti besar lagi, film pendek juga sebagai bukti
nyata bahwa generasi muda Indonesia saat ini mampu berkarya untuk memajukan
dunia perfilman nasional melalui ajang festival yang diadakan oleh lembaga
dalam maupun luar negeri.
Tumbuhnya
minat menonton dan minat mencipta di klub-klub film amatir di beberapa SMA,
seperti SMAN 1 Indramayu kini sudah mulai menyaingi popularitas kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Hadi Hartomo dalam Koran Tempo (2002)
mengungkapkan, bahwa di beberapa sekolah yang ia tahu, para pelajar memutar
film yang telah mereka buat dan memutarnya untuk dipertontonkan kepada pelajar
lainnya. Hadi menambahkan bahwa, “saat ini kita jangan bicara soal kualitas
film pendek dulu pada para pelajar, tetapi utamakan semangat mereka.” Disatu
sisi, film pendek mengalami kendala dalam hal penonton. Kecenderungan penonton
film pendek adalah orang-orang yang hanya bergelut dalam dunia film pendek dan
beberapa komunitas sekolah yang memiliki ekstrakurikuler film. Masyarakat
Indonesia secara luas masih sangat minim untuk mengetahui adanya film pendek
buatan anak bangsa. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya tempat-tempat
pemutaran film pendek yang dapat diketahui oleh masyarakat luas. Generasi muda
adalah penonton paling potensial untuk film Indonesia. Kegairahan menonton film
Indonesia dari kalangan generasi muda ini tentu menjadi sebuah peluang berharga
yang bisa dimanfaatkan film-film produksi berikutnya.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Kurangnya promosi kepada masyarakat secara
luas.
2.
Keterbatasan tempat bagi para
pembuat film pendek untuk memutar film mereka.
3.
Dan minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai film pendek.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana agar minat masyarakat
meningkat?
2.
Bagaimana promosi yang dapat
diterima oleh masyarakat luas?
3.
Bagaiman mengurangi keterbatasan
tempat?
D.
TUJUAN DAN MANFAAT
1.
Mengetaui konsep yang benar untuk
membuat film pendek.
2.
Mengetahui pengertian film pendek.
3.
Mengetahui apa saja yang dibutuhkan
saat membuat film.
4.
Mengetahui siapa saja yang terdapat pada
film.
5.
Mengetahui tema yang biasa digunakan
dalam perfilman dan pengertianya.
BAB II
PAMBAHASAN
A.
Film
Film
adalah media komunikasi yang bersifat audi visual untuk menyampaikan suatu
pesan kepada sekelompok orang di suatu tempat tertentu. Pesan film pada
komunikasi masa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut.
Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan,
hiburan dan informasi.pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme
lambing-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara,
perkataan, percakapan, dan sebagainya.
Film
juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi
sasarannya. Karena sifatnya yang audio visual (gambar dan suara yang hidup).
Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat.
Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang
dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.
Dewasa
ini terdapat berbagai ramai film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda,
semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian
orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat
dirancang untuk melayani keperluan public terbatas maupun public yang
seluas-luasnya.
Pada
dasarnya film dapat dikelompokkan kedalam dua bagian dasar, yaitu kategori film
cerita dan non cerita atau film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film
yang diprodusi berdasarkan cerita yang dikarang, dan diperankan oleh actor dan
aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di
bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televise dengan dukungan
sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan
sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan.
Dalam
perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan melahirkan
berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing-masing.
Film
cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap perkembangan zaman,
artinya cerita harus lebih baik dan professional dengan teknik penyuntingan
yang semakin canggih sehingga penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik
tertentu bahkan seolah-olah penonton yang menjadi aktor atau aktris di film
tersebut.
Dalam
pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis, yaitu
berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan proses teknis
berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita
menjadi film yang siap ditonton.
B.
Jenis-jenis Film
1)
Film Horor
Film
jenis ini biasanya bercerita tentang hal-hal mistis, supranatural, berhubungan
dengan kematian, atau hal-hal diluar nalar. Film horror ini dibuat memang
menyeramkan agar penonton merasa ketakutan dan merasa ngeri.
2)
Film Drama
Film
dengan kategori ini termasuk lebih ringan disbanding dengan film horror. Pada
umumnya bercerita tentang suatu konflik kehidupan. Macam-macam film drama bias
kita kategorikan sesuai dengan tema atau ide cerita.
3)
Film Romantis
Film
yang berkisah tentang konflik percintaan antar manusia. Contohnya adalah Romeo
dan Juliet.
4)
Film Drama Keluarga
Film
ini umumnya memiliki cerita yang cukup ringan, ide cerita dan konfliknya mudah
diselesaikan. Film jenis ini juga cocok untuk ditonton anak kecil.
5)
Film Kolosal
Kolosal
sendiri berarti luar biasa besar. Film jenis ini umumnya diproduksi dengan dana
yang sangat banyak dan melibatkan banyak pemeran., mulai dari pemeran utama
sampai figuran. Biasanya, film kolosal hamper selalu bertema sejarah atau zaman
kuno yang menampilkan adegan peperangan. Contohnya adalah gladiator.
6)
Film Thriller
Tak
sedikit yang mengkategorikan film thriller sebagai film horror, hal ini mungkin
dikarenakan film thriller sama-sama membuat jantung berdebar sseperti saat
menonton film horror. Bedanya, film thriller tidek berkisah tentang sesuatu
yang mistik atau supranatural, film thriller dapat diartikan sebagai film yang
mendebarkan. Macam-macam film thriller yang benyak beredar biasanya
berkisahtentang petualangan hidup seseorang atau pengalaman buruk tertentu yang
kadang berkaitan dengan pembunuhan.
7)
Film Fantasi
Tema
atau konflik dari jenis ini tak terlalu berbeda dengan jenis film yang lain.
Yang membedakan adalah setting atau latar belakang serta karakter tokoh yang
unik dan tidak ada di dunia nyata. Setting waktu film fantasi seperti bias
kembali ke masa lampau atau ke masa depan, tetapi ada juga yang bersetting di
masa sekarang seperti Harry Potter.
8)
Film Komedi
Film
yang membuat penonton tertawa hingga terbahak-bahak.
9)
Film Misteri
Film
yang menggandung unsur teka-teki. Penonton dipastikan betah mengikuti jalan
ceritanya karena alur film tidak mudah di tebak dan jawaban teka-teki
disuguhkan pada akhir cerita.
10) Film Laga
(Action)
Film
ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Biasanya ada banyak adegan
perkelahian, saling kejar, dan aksi menggunakan senjata api.
11) Film
Sci-Fi ( Science Fiction)
Sci-Fi
adalah salah satu genre dari cerita fiksi yang mempunyai ciri khusus yaitu
elemen imajinasi yang berkaitan erat mempunyai kemungkinan untuk dijelaskan
menggunakan ilmu pengetahuan alam atau kemajuan teknologi yang berdasarkan pada
hukum alam yang dituangkan pada postulat-postulat ilmu pengetauan alam.
12) Film
Pendek
Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 50 menit.
Di banyak Negara seperti jerman, Australia, kanada, Amerika serikat dan juga
Indonesia, film pendek dijadikan laboraturium eksperimen dan batu loncatan bagi
seorang / sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang.
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa dan pelajar SMA .
13) Film
panjang
Film
dengan durasi lebih dari 120 menit. Beberapa film, misalnya Dance With Wolvs
berdurasi lebih dari 120 menit dan film-film produksi india rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
14) Film
Dokumenter
Film
dokumenter menyajikan realita mrlalui berbagai macam tujuan. Namun, harus
diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film
dokumenter tetap berpijak pada hal nyata.
15) Film
Animasi/Kartun
Film
kartun dalam sinematografi dikategirikan sebagai bagian yang integral film yang
memiliki ciri dan bentuk khusus. Film Animasi merupakan serangkaian gambar yang
diambil dari obyek bergerak. Gambar obyek tersebut kemudian diproyeksikan ke
sebuah layar dan memutarnya dengan kecepatan tertentu sehingga menghasilkan
gambar hidup. Film Animasi dalam sinematografi adalah film yang pada awalnya
dibuat dari tangan dan berupa ilustrasi dimana sema gambarnya saling
berkesinambungan.
C.
Langkah-langkah Membuat Film
Langkah-langkah
yang harus ditempuh untuk membuat sebuah film harus melewati beberapa proses
pembuatan film agar bisa selesai. Berikut adalah tahapan yang harus ditempuh:
1.
Tahapan pra-produksi
v Menganalisa
ide cerita
Menganalisa ide cerita sebelum membuat film, kita harus
menentukan tujuan pembuatan film. Jika tujuan telah ditentukan maka semua
detail cerita dan pembuatan film akan terlihat lebih mudah jika. Jika perlu,
diadakan observasi dan pengumpulan data. Untuk menulis ceritanya bisa dengan
membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat
diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain:
·
Pengalaman pribadi yang
menarik/berkesan.
·
Percakapan atau aktivitas
sehari-hari yang unik/menarik.
·
Cerita rakyat atau dongeng.
·
Biografi seseorang terkenal atau
berjasa.
·
Adaptasi dari cerita di komik,
cerpen, atau novel.
·
Dari kajian music, dll
v Menyiapkan
naskah skenario
Jika
penulus naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari
cerpen, novel atau pun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain.
Setelah naskah disusun maka perlu diadakan break down naskah. Break down naskah
dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yan akan dibuat film.
v Merekrut
pekerja film
Menyeleksi
dari setiap departemen. Menentukan crew dari hasil show real (report produksi).
v Menyusun Tim
Produksi
a.
Tim non Artistik yang meliputi:
-
Produser
-
Executive Produser
-
Line Produser
-
Manager produksi dan unit manager
b.
Tim Artistik yang meliputi
-
Sutradara
-
Asisten sutradara
-
Pencatat skrip
-
Penata kamera
-
Asisten kamera
-
Still photo
-
Penata artistic
-
Penata rias dan busana
-
Penata lampu
-
Penata suara
-
Penata music
-
Penata editing
v Menyusun
Jadwal dan Budgeting
Jadwal
disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan peralatan apa
saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan
gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus di ambil, kapan dan dimana,
serta artisnya siapa. Lokasi sangat menetukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
o
Menggandakan naskah scenario untuk
crew dan pemain.
o
Penyedian cd blank sejumlah yang
diinginkan
o
Penyediaan property, kostum, make-up
o
Honor untuk pemain
o
Akomodasi dan transportasi
o
Meyewa alat jika tidak tersedia.
v Hunting
Lokasi
Memilih
dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan
gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat
mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir pertengahan pengambilan gambar
karena tidak memiliki ijin.
Dalam
hunting lokasi perlu diperhatikan resiko seperti akomodasi, transportasi,
keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah
ditentukan harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi.
Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu ke tempat yang jauh dan memakan
banyak biaya.
v Meyiapkan
Kostum dan Properti
Memilih
dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya.
Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup
membeli atau menyewa namun sesuai dengan cerita scenario. Kelengkapan produksi
menjadi tanggung jawab tim property dan artistic.
v Menyiapkan
Peralatan
Untuk
mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap
dan berkualitas. Perlatan yang diperlukan antara lain:
-
Clipboard
-
Proyektor
-
Lampu
-
Kabel roll
-
Tv monitor
-
Kamera video S-VHS atau handycam
-
Pita/tape
-
Microphone clip-on wireless
-
Tripod kamera
-
Tripod lampu
v Casting
Pemain
Memilih
atau mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film, dapat dipilih atau
pun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup
diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari
segi kemampuan juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
2.
Tahap Produsi
Tahap
produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah
karya film. Proses yang dalam kata lain bias disebut dengan shooting
(penggambilan gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling
bertanggung jawab dalam proses ini. Orang yang ikut dalam proses ini antara
lain cameramen atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna
dan merekam gambar. Artistic yang mengatur set, make-up, wardrobe, dan lain
sebagainya. Sondman yang merekam suara.
Tahapan
ini diman hamper seluruh team work mulai bekerja. Sseorang sutradara, produser
atau linen produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi crew dalam
tiap tahap ini. Beberapa factor penting yang perlu di perhatikan, yaitu:
a)
Managemen Lapangan
Mencakup
beberapa hal, yaitu:
-
Managemen lokasi (perijinan,
keamanan, dan keselamatan)
-
Talent koodinasi ( koordinasi
kostum, make-up, dll)
-
Management waktu (kordinasi
konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat)
-
Crew koordinasi ( koordinasi para
crew)
b)
Shooting
Tahap
ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan crew sangat menetukan.
Kualitas gambar adalah yang ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera
dan lighting sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang
kita gunakan, ada beberpa hal yang harus kita ketahui, yaitu:
Ø Shooting outdoor. Biasanya menekankan budget, namun harus
berhati-hatimelakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat
shooting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat shooting outdoor
yaitu cahaya matahari (hard, soft), reflector (silver, gold), hujan buatan,
kamera setting (irish, speed, white balance, focus), crowd control (working
with ekstras)
Ø Shooting indoor. Lebih cepat terkontrol daripada shooting
outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap yaitu, penggunaan
lighting sederhana, penggunaan fiter, make-up, pemilihan back ground, monitor.
Ø Visual Efek. Beberapa trik mudah membuat video agar
kelihatan lebih menarik yaitu, reseve motion, fast motion (normal lipsync),
slow motion (normal lipsync), chorma key (blue screen)
Beberapa hal lain pada saat produksi
yang juga perlu diperhatikan yaitu:
-
Makan/logistic
-
Sewa peralatan
-
Film
-
Transportasi
-
Akomodasi
-
Telekomunikasi
-
Dokumentasi
-
Medis
c)
Tata Setting
Set
construction merupakan bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan
gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih
menekankan bagaiman membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa
sehingga mengatarkan alur cerita secara menarik.
d)
Tata Suara
Untuk
menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan
berkualitas. Jenis mikrofon yang digunakan adalah yang muda dibawa, peka
terhadap sumber suara, dan mapu meredam noise (gangguan suara) didalam dan
diluar ruangan.
e)
Tata Cahaya
Penataan
cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas teknik
film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat di ibaratkan melukis dengan
menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan
dapat merekam objek.
Penataan
cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan high
light (bagian rang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar
tidak terlalu tinggi (high contrast). Sebagai contoh jika pengambilan gambar
dengan latar belakang lebih terang disbanding dengan artis yang sedang
melakukan acting, kita dapat gunakan reflector untuk menambah cahaya.
Reflector
dapat dibuat sendiri dengan menggunakan Styrofoam atau aluminium foil yang
ditempelkan pada karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Perlu
diperhatikan karakteristik kata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang
digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lghtin yang
disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terlihat
seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu
diperhatikan juga tentang standar warna pencahayaan film yang dibuat disebut
white balance. Disebut white balace karena memang untuk mencari standar warna
putih didalam atau diluar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur
warna cahaya.
f)
Tata Kostum
Pakaian
yang dikenakan pemain sesuai isi cerita. Penggambilan gambar dapat dilakukan
tidak sesuai nomor urut adegan (dapat meloncat dari scene satu ke yang lain).
Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shoot yang
terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat perlu mengidentifikasi
kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian
kostum. Untuk mengantisipasi, sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain
difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau catat kostum apa yang
dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan aksesoris yang dikenakan dapat
dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
g)
Tata Rias
Tata rias pada produksi film
berpatok pada scenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota
badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan
pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata
rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan
kamera membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
3.
Tahap Pasca Produksi
1.
Proses editing
Proses
editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi
lebih berguna dan enak ditonton. dalam kegiatan ini seorang editor akan
merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Tugas
editor antra lain, sebagai berikut:
§ Menganalisa scenario bersama sutradara dan juru kamera
mengenai konstruksi dramatinya.
§ Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak
(NG) sesuai shooting report.
§ Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang
memerlukanefek suara.
§ Berkonsultasi pada sutradara atas hasil editing.
§ Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi
gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
2.
Review hasil editing
Setelah
film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film
tersebut secara intern. Alat pemutar film dapat bermacam-macam, dapat
menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang
diproyeksikan dengan menggunakan LCD (light computer display). Pemutaran intern
ini berguan untuk review hasil editing.
Jika
ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangn dari scenario maka dapat segera
diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput
dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya
kesempurnaan hasil akhir suatu film.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Film
adalah media komunikasi yang bersifat audi visual untuk menyampaikan suatu
pesan kepada sekelompok orang di suatu tempat tertentu. Pesan film pada
komunikasi masa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut.
Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan
pendidikan, hiburan dan informasi.pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme
lambing-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara,
perkataan, percakapan, dan sebagainya.
Film
juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi
sasarannya. Karena sifatnya yang audio visual (gambar dan suara yang hidup).
Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat.
Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang
dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.
B.
Saran
Setelah saya menyimak dan mempelajari film-film Indonesia,
sekarang sudah jarang sekali yang mengenai pendidikan moral. Maka dari itu diharapkan
dengan saya membuat makalah ini, aka nada penerus bangsa yang mebuat film layar
lebar yang terdapat pendidikan moral.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Film|INTITECHNO
sangat membantu trimah kasih
BalasHapusMantap
BalasHapus