Minggu, 25 September 2016

Contoh Membuat Makalah Tentang PERFILMAN



SMAN 1 INDRAMAYU
Jalan Soekarno-Hatta No. 2 Indramayu 45216





PERFILMAN
Disusun oleh: Ike Nur Wulan Asri Yani
 




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT. Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi yang begitu besar dalam menuntaskan proses penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini saya menulis materi PERFILMAN yang berkaitan dengan cara membuat film dengan baik. Karena perfilman di Indonesia belum begitu baik. Oleh karena itu saya ingin berbagi pengetauan yang telah di peroleh berkaitan dengan perfilman. Makalah ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan  definisi, hal-hal yang perlu diketahui dalam membuat film, jenis-jenis film, langkah-langkah membbuat film, serta pemahaman tentang dunia perfilman.
Untuk itu semoga makalah yang saya buat ini dapat menjadi acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam menghasilkan karya tulis.












Indramayu, 24 April 2015



Ike Nur Wulan Asri Yani 








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. I
DAFTAR ISI......................................................................................................................... II
BAB I (PENDAHULUAN)
A.      Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.       Identifikasi Masalah................................................................................................ 1
C.       Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
D.      Tujuan dan Manfaat................................................................................................ 2
BAB II (PEMBAHASAN)
A.    Film............................................................................................................................ 3
B.    Jenis-jenis Film........................................................................................................... 4
C.    Langkah-langkah membuat film................................................................................ 5
BAB III (PENUTUP)
A.  Kesimpulan....................................................................................... 11
B.   Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12
LAMPIRAN





BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG
Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan masyarakat, dan juga tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi antara pembuat film dengan penontonnya. Di Indonesia, berbagai jenis film sudah mulai merebak. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang sedang tersorot dalam beberapa tahun ini. Tidak kalah hebatnya dengan film maker profesional pada umumnya, banyak generasi muda Indonesia, khususnya kota-kota besar sudah mulai antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan membuat film pendek. Dunia perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut diapresiasikan oleh masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk kreasi para seniman dan pecinta film yang menghargai kultur masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung suka dengan kultur instan. Bukti besar lagi, film pendek juga sebagai bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia saat ini mampu berkarya untuk memajukan dunia perfilman nasional melalui ajang festival yang diadakan oleh lembaga dalam maupun luar negeri.

            Tumbuhnya minat menonton dan minat mencipta di klub-klub film amatir di beberapa SMA, seperti SMAN 1 Indramayu kini sudah mulai menyaingi popularitas kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Hadi Hartomo dalam Koran Tempo (2002) mengungkapkan, bahwa di beberapa sekolah yang ia tahu, para pelajar memutar film yang telah mereka buat dan memutarnya untuk dipertontonkan kepada pelajar lainnya. Hadi menambahkan bahwa, “saat ini kita jangan bicara soal kualitas film pendek dulu pada para pelajar, tetapi utamakan semangat mereka.” Disatu sisi, film pendek mengalami kendala dalam hal penonton. Kecenderungan penonton film pendek adalah orang-orang yang hanya bergelut dalam dunia film pendek dan beberapa komunitas sekolah yang memiliki ekstrakurikuler film. Masyarakat Indonesia secara luas masih sangat minim untuk mengetahui adanya film pendek buatan anak bangsa. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya tempat-tempat pemutaran film pendek yang dapat diketahui oleh masyarakat luas. Generasi muda adalah penonton paling potensial untuk film Indonesia. Kegairahan menonton film Indonesia dari kalangan generasi muda ini tentu menjadi sebuah peluang berharga yang bisa dimanfaatkan film-film produksi berikutnya.


B.     IDENTIFIKASI MASALAH
1.      Kurangnya promosi kepada masyarakat secara luas.
2.      Keterbatasan tempat bagi para pembuat film pendek untuk memutar film mereka.
3.      Dan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai film pendek.


C.   RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana agar minat masyarakat meningkat?
2.      Bagaimana promosi yang dapat diterima oleh masyarakat luas?
3.      Bagaiman mengurangi keterbatasan tempat?


D.   TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Mengetaui konsep yang benar untuk membuat film pendek.
2.      Mengetahui pengertian film pendek.
3.      Mengetahui apa saja yang dibutuhkan saat membuat film.
4.      Mengetahui siapa saja yang terdapat pada film.
5.      Mengetahui tema yang biasa digunakan dalam perfilman dan pengertianya.




BAB II
PAMBAHASAN

A.   Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audi visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang di suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi masa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambing-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan, dan sebagainya.

Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi sasarannya. Karena sifatnya yang audio visual (gambar dan suara yang hidup). Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.

Dewasa ini terdapat berbagai ramai film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan public terbatas maupun public yang seluas-luasnya.

Pada dasarnya film dapat dikelompokkan kedalam dua bagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita atau film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diprodusi berdasarkan cerita yang dikarang, dan diperankan oleh actor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televise dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan.

Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing-masing.

Film cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap perkembangan zaman, artinya cerita harus lebih baik dan professional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah penonton yang menjadi aktor atau aktris di film tersebut.

Dalam pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis, yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan proses teknis berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton.





B.   Jenis-jenis Film

1)      Film Horor
Film jenis ini biasanya bercerita tentang hal-hal mistis, supranatural, berhubungan dengan kematian, atau hal-hal diluar nalar. Film horror ini dibuat memang menyeramkan agar penonton merasa ketakutan dan merasa ngeri.

2)      Film Drama
Film dengan kategori ini termasuk lebih ringan disbanding dengan film horror. Pada umumnya bercerita tentang suatu konflik kehidupan. Macam-macam film drama bias kita kategorikan sesuai dengan tema atau ide cerita.

3)      Film Romantis
Film yang berkisah tentang konflik percintaan antar manusia. Contohnya adalah Romeo dan Juliet.

4)      Film Drama Keluarga
Film ini umumnya memiliki cerita yang cukup ringan, ide cerita dan konfliknya mudah diselesaikan. Film jenis ini juga cocok untuk ditonton anak kecil.

5)      Film Kolosal
Kolosal sendiri berarti luar biasa besar. Film jenis ini umumnya diproduksi dengan dana yang sangat banyak dan melibatkan banyak pemeran., mulai dari pemeran utama sampai figuran. Biasanya, film kolosal hamper selalu bertema sejarah atau zaman kuno yang menampilkan adegan peperangan. Contohnya adalah gladiator.

6)      Film Thriller
Tak sedikit yang mengkategorikan film thriller sebagai film horror, hal ini mungkin dikarenakan film thriller sama-sama membuat jantung berdebar sseperti saat menonton film horror. Bedanya, film thriller tidek berkisah tentang sesuatu yang mistik atau supranatural, film thriller dapat diartikan sebagai film yang mendebarkan. Macam-macam film thriller yang benyak beredar biasanya berkisahtentang petualangan hidup seseorang atau pengalaman buruk tertentu yang kadang berkaitan dengan pembunuhan.

7)      Film Fantasi
Tema atau konflik dari jenis ini tak terlalu berbeda dengan jenis film yang lain. Yang membedakan adalah setting atau latar belakang serta karakter tokoh yang unik dan tidak ada di dunia nyata. Setting waktu film fantasi seperti bias kembali ke masa lampau atau ke masa depan, tetapi ada juga yang bersetting di masa sekarang seperti Harry Potter.

8)      Film Komedi
Film yang membuat penonton tertawa hingga terbahak-bahak.

9)      Film Misteri
Film yang menggandung unsur teka-teki. Penonton dipastikan betah mengikuti jalan ceritanya karena alur film tidak mudah di tebak dan jawaban teka-teki disuguhkan pada akhir cerita.



10)  Film Laga (Action)
Film ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Biasanya ada banyak adegan perkelahian, saling kejar, dan aksi menggunakan senjata api.

11)  Film Sci-Fi ( Science Fiction)
Sci-Fi adalah salah satu genre dari cerita fiksi yang mempunyai ciri khusus yaitu elemen imajinasi yang berkaitan erat mempunyai kemungkinan untuk dijelaskan menggunakan ilmu pengetahuan alam atau kemajuan teknologi yang berdasarkan pada hukum alam yang dituangkan pada postulat-postulat ilmu pengetauan alam.

12)  Film Pendek
Durasi  film cerita pendek biasanya dibawah 50 menit. Di banyak Negara seperti jerman, Australia, kanada, Amerika serikat dan juga Indonesia, film pendek dijadikan laboraturium eksperimen dan batu loncatan bagi seorang / sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa dan pelajar SMA .

13)  Film panjang
Film dengan durasi lebih dari 120 menit. Beberapa film, misalnya Dance With Wolvs berdurasi lebih dari 120 menit dan film-film produksi india rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

14)  Film Dokumenter
Film dokumenter menyajikan realita mrlalui berbagai macam tujuan. Namun, harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal nyata.

15)  Film Animasi/Kartun
Film kartun dalam sinematografi dikategirikan sebagai bagian yang integral film yang memiliki ciri dan bentuk khusus. Film Animasi merupakan serangkaian gambar yang diambil dari obyek bergerak. Gambar obyek tersebut kemudian diproyeksikan ke sebuah layar dan memutarnya dengan kecepatan tertentu sehingga menghasilkan gambar hidup. Film Animasi dalam sinematografi adalah film yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa ilustrasi dimana sema gambarnya saling berkesinambungan.



C.   Langkah-langkah Membuat Film

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah film harus melewati beberapa proses pembuatan film agar bisa selesai. Berikut adalah tahapan yang harus ditempuh:
1.      Tahapan pra-produksi
v  Menganalisa ide cerita
Menganalisa ide cerita sebelum membuat film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat lebih mudah jika. Jika perlu, diadakan observasi dan pengumpulan data. Untuk menulis ceritanya bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain:
·         Pengalaman pribadi yang menarik/berkesan.
·         Percakapan atau aktivitas sehari-hari yang unik/menarik.
·         Cerita rakyat atau dongeng.
·         Biografi seseorang terkenal atau berjasa.
·         Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
·         Dari kajian music, dll

v  Menyiapkan naskah skenario
Jika penulus naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel atau pun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan break down naskah. Break down naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yan akan dibuat film.

v  Merekrut pekerja film
Menyeleksi dari setiap departemen. Menentukan crew dari hasil show real (report produksi).

v  Menyusun Tim Produksi
a.       Tim non Artistik yang meliputi:
-          Produser
-          Executive Produser
-          Line Produser
-          Manager produksi dan unit manager
b.      Tim Artistik yang meliputi
-          Sutradara
-          Asisten sutradara
-          Pencatat skrip
-          Penata kamera
-          Asisten kamera
-          Still photo
-          Penata artistic
-          Penata rias dan busana
-          Penata lampu
-          Penata suara
-          Penata music
-          Penata editing

v  Menyusun Jadwal dan Budgeting
Jadwal disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus di ambil, kapan dan dimana, serta artisnya siapa. Lokasi sangat menetukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
o   Menggandakan naskah scenario untuk crew dan pemain.
o   Penyedian cd blank sejumlah yang diinginkan
o   Penyediaan property, kostum, make-up
o   Honor untuk pemain
o   Akomodasi dan transportasi
o   Meyewa alat jika tidak tersedia.


v  Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir pertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu ke tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.

v  Meyiapkan Kostum dan Properti
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun sesuai dengan cerita scenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistic.

v  Menyiapkan Peralatan
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Perlatan yang diperlukan antara lain:
-          Clipboard
-          Proyektor
-          Lampu
-          Kabel roll
-          Tv monitor
-          Kamera video S-VHS atau handycam
-          Pita/tape
-          Microphone clip-on wireless
-          Tripod kamera
-          Tripod lampu

v  Casting Pemain
Memilih atau mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film, dapat dipilih atau pun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuan juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.

2.      Tahap Produsi
Tahap produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah karya film. Proses yang dalam kata lain bias disebut dengan shooting (penggambilan gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling bertanggung jawab dalam proses ini. Orang yang ikut dalam proses ini antara lain cameramen atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna dan merekam gambar. Artistic yang mengatur set, make-up, wardrobe, dan lain sebagainya. Sondman yang merekam suara.
Tahapan ini diman hamper seluruh team work mulai bekerja. Sseorang sutradara, produser atau linen produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi crew dalam tiap tahap ini. Beberapa factor penting yang perlu di perhatikan, yaitu:
a)      Managemen Lapangan
Mencakup beberapa hal, yaitu:
-          Managemen lokasi (perijinan, keamanan, dan keselamatan)
-          Talent koodinasi ( koordinasi kostum, make-up, dll)
-          Management waktu (kordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat)
-          Crew koordinasi ( koordinasi para crew)

b)      Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan crew sangat menetukan. Kualitas gambar adalah yang ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan lighting sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberpa hal yang harus kita ketahui, yaitu:
Ø  Shooting outdoor. Biasanya menekankan budget, namun harus berhati-hatimelakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat shooting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat shooting outdoor yaitu cahaya matahari (hard, soft), reflector (silver, gold), hujan buatan, kamera setting (irish, speed, white balance, focus), crowd control (working with ekstras)
Ø  Shooting indoor. Lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap yaitu, penggunaan lighting sederhana, penggunaan fiter, make-up, pemilihan back ground, monitor.
Ø  Visual Efek. Beberapa trik mudah membuat video agar kelihatan lebih menarik yaitu, reseve motion, fast motion (normal lipsync), slow motion (normal lipsync), chorma key (blue screen)

Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu diperhatikan yaitu:
-          Makan/logistic
-          Sewa peralatan
-          Film
-          Transportasi
-          Akomodasi
-          Telekomunikasi
-          Dokumentasi
-          Medis

c)      Tata Setting
Set construction merupakan bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaiman membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengatarkan alur cerita secara menarik.

d)     Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mikrofon yang digunakan adalah yang muda dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mapu meredam noise (gangguan suara) didalam dan diluar ruangan.

e)      Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat di ibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.

Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan high light (bagian rang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi (high contrast). Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang disbanding dengan artis yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflector untuk menambah cahaya.
Reflector dapat dibuat sendiri dengan menggunakan Styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan pada karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perlu diperhatikan karakteristik kata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lghtin yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terlihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standar warna pencahayaan film yang dibuat disebut white balance. Disebut white balace karena memang untuk mencari standar warna putih didalam atau diluar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.

f)       Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain sesuai isi cerita. Penggambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan (dapat meloncat dari scene satu ke yang lain). Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shoot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat perlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasi, sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau catat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan aksesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.

g)      Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatok pada scenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

3.      Tahap Pasca Produksi

1.      Proses editing
Proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Tugas editor antra lain, sebagai berikut:
§  Menganalisa scenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai konstruksi dramatinya.
§  Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
§  Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukanefek suara.
§  Berkonsultasi pada sutradara atas hasil editing.
§  Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.

2.      Review hasil editing
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat pemutar film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (light computer display). Pemutaran intern ini berguan untuk review hasil editing.

Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangn dari scenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.




BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Film adalah media komunikasi yang bersifat audi visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang di suatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi masa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambing-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan, dan sebagainya.

Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi sasarannya. Karena sifatnya yang audio visual (gambar dan suara yang hidup). Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.


B.   Saran
Setelah saya menyimak dan mempelajari film-film Indonesia, sekarang sudah jarang sekali yang mengenai pendidikan moral. Maka dari itu diharapkan dengan saya membuat makalah ini, aka nada penerus bangsa yang mebuat film layar lebar yang terdapat pendidikan moral.




DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Film|INTITECHNO

2 komentar: