Selasa, 17 Oktober 2017

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS



ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA-SEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh :
Fauziah Islamiati (32716732)
Fitria Handayani (38716264)
Ike Nur Wulan Asri Yani (38716284)
Yunita (38716310)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra-Sekolah  merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh pada Program Studi D III Kebidanan Universitas Gunadarma. Makalah ini disusun sebagai bagian dari pemahaman Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir yang akan disebarluaskan kepada mahasiswi Kebidanan Universitas Gunadarma.
Selesainya Makalah  ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
  1. Dosen
  2. Orang Tua
  3. Teman- teman seperjuangan di Kebidanan Universitas Gunadarma
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik pengkajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Jakarta, 07 Oktober 2017

Penyusun        
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  .........................................................................................  I
DAFTAR ISI  .......................................................................................................  II
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang  .......................................................................................  1
1.2.  Rumusan Masalah  ..................................................................................  2
1.3.  Tujuan  ....................................................................................................  2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Bayi Baru Lahir  ....................................................................  4
2.2.  Penanganan Bayi Baru Lahir  .................................................................  4
2.3.  Kunjungan  ..............................................................................................  9
2.4.  Manajemen pada Bayi Baru Lahir  .......................................................  11
BAB III : PENUTUP
3.1.  Kesimpulan  ..........................................................................................  17
3.2.  Saran  ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................... 19 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            LATAR BELAKANG
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari.
Bayi merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus, bayi dan balita. Bayi yang lahir akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis. Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan plasenta yang kemudian masuk ke periode transisi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoglikemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang. Contoh lain misalnya, kurang baiknya pembersihan jalan napas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernapasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh-kembang. Tak kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu persalinan atau pada waktu pemotongan tali pusat, melalui mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau pada waktu memandikan/membersihkan bayi dengan bahan, atau cairan atau alat yang kurang bersih. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014. hal : 132)
Jadwal kunjungan bayi baru lahir perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan karena bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar berlangsung baik, bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.

1.2.            RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1)      Apa pengertian dari bayi baru lahir?
2)      Apa saja yang harus dilakukan dalam penanganan bayi baru lahir?
3)      Kapan jadwal kunjungan bayi baru lahir?
4)      Bagaimana manajemen pada bayi baru lahir?

1.3.            TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan Studi Kasus ini, yaitu :
1.    Tujuan Umum
a.         Mahasiswa dapat mengetahui asuhan dasar pada bayi baru lahir.
2.    Tujuan Khusus
a.         Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan anak Pra-Sekolah.
b.        Menambah wawasan mengenai pengertian dari bayi baru lahir.
c.         Menambah wawasan mengenai penanganan bayi baru lahir.
d.        Menambah wawasan mengenai kunjungan bayi baru lahir.
e.         Menambah wawasan mengenai manajemen bayi baru lahir















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            PENGERTIAN BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin (Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. hal : 01).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung).

2.2.            PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
2.2.1.       Membersihkan Jalan Napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut:
a.       Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b.      Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
c.       Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang di bungkus kasa steril.
d.      Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini  biasanya bayi segera menangis.
1)      Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan meyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
·         Alat pengisap lendir mulut (DeLee) atau alat pengisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat.
·         Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
·         Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
·         Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
2)      Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
·         Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak bernapas.
2.2.2.       Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan rersusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalutan tersebut diganti setiap hari dan atau setiap kali basah/kotor.
·                Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah di klem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan.
1.      Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi dan ruang perawatan bayi.
2.      Gunting steril juga harus siap.
3.      Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.
2.2.3.       Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
2.2.4.       Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilapokan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
2.2.5.       Memberi Obat Tetes/Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
a.       Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat dan harus dicatat di dalam status termasuk obat apa yang digunakan.
b.      Yang lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
1)      Peralatan untuk perawatan mata harus siap di ruang penerimaan/persalinan, ruang rawat bayi, termasuk:
·         Obat-obatan
·         Perlengkapan berisi:
a)      Alat tetes mata
b)      Gelas obat kecil steril dan kapas
·         Cairan NaCL untuk irgasi mata (bila yang dipakai Perak Nitrat).
2)      Perubahan warna dari cairan penetes berarti telah terjadi perubahan kimia, sehingga tidak dapat dipakai lagi.
·         Petugas hendaknya secara rutin meneliti terjadinya perubahan warna pada cairan obat yang dipakai atau adanya kristal yang timbul yang mungkin terjadi apabila suhu ruangan melebihi 340C.
2.2.6.       Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
a.       Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b.      Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c.       Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum:
1)      Nama (Bayi, Nyonya)
2)      Tanggal lahir
3)      Nomor bayi
4)      Jenis kelamin
5)      Unit
6)      Nama lengkap ibu
d.      Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan bersuhu kamar.
Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
2.2.7.       Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a.       Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
1)      Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2)      Bayi tampak aktif atau lunglai
3)      Bayi kemerahan atau biru
b.      Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti:
1)      Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulanm
2)      Gangguan pernapasan
3)      Hipotermia
4)      Infeksi
5)      Cacat bawaan dan trauma lahir

2.3.            JADWAL KUNJUNGAN
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal kunjungan neonatus atau bayi baru lahir antara lain:
A.    Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
1.      Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.
2.      Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
3.      Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
4.      Pemberian ASI awal.
B.     Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan.
1.      Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi.
2.      Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
3.      Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus).
4.      Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk.
C.    Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
1.      Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin.
2.      Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup.
3.      Bayi harus mendapatkan imunisasi.
D.    Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran.
1.      Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat.
2.      Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
3.      Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi.



2.4.                 MANAJEMEN PADA BAYI BARU LAHIR
A.    Pengkajian segera BBL
1)      Pemeriksaan awal
1.      Nilai kondisi bayi
2.      Apakah bayi menangis kuat/bernapas tanpa kesulitan ?
3.      Apakah bayi bergerak aktif/lemas ?
4.      Apakah warna merah muda,pucat/biru ?
5.      APGAR Score Merupakan alat untuk peagkajian bayi setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus otot, reflek . Apgar score  ditemukan oleh virginia apgar (1950)
2)      Pemeriksaan Lengkap Beberapa Jam Kemudian
Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran. Bayi secara keseluruhan. Bayi normal berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau menguap. Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la memberikan respon terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan melemparkan tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini disebut refleks Moro.
a)      Kepala
1.      Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang tidak  normal besarnya disebut  hidrosefalus.Ukuran kepala yang terlalu kecil disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah 33 cm.
2.      Rabalah fontanela anterior, seharusnya tidak menonjol (membengkak).
3.      Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah palatum.
b)      Punggung
Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang belakang bayi.
c)      Anus
Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini untuk meyakinkan tidak adanya anus imperforate/atresia ani. Anus imperforata atau atresia ani merupakan kelainan kongenital pada anus dimana tidak terdapatnya lubang anus.
d)     Anggota tubuh
Periksa kondisi semua anggota tubuh, apakah normal ataukah terdapat kelainan.
B.     Pemeliharaan BBL
Dalam melakukan kunjungan rumah, bidan harus memperhatikan kebutuhan higiene, memandikan bayi, memelihara tali pusat, pakaian bayi, merawat kuku bayi, merawat mulut bayi, merawat telinga, merawat hidung, kebutuhan makanan, dan kebutuhan tidur.
a)      Kebutuhan Higiene
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan :
1.      Kuku jari tangan ibu hendaknya selalu pendek supaya tidak ada kuman dan kotoran yang terselip di bawah kuku dan mencegah jangan sampai melukai badan bayi.
2.      Sebelum dan sesudah memegang bayi ibu harus selalu mencuci tangan.
3.      Kamar bayi terlindungi dari angin, debu, tetapi cukup mendapat sinar matahari dan udara segar.
4.      Untuk menghindari infeksi, pakaian bayi harus dicuci terpisah dari pakaian anggota keluarga yang lain.
5.      Pakaian bayi harus selalu bersih dan kering dan tidak memberi kapur/kamper pada pakaian bayi.
b)      Memandikan bayi
Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit, merangsang peredaran darah, memberi perasaan nyaman dan segar, dan melatih bayi agar terbiasa akan kebersihan.Cara memandikan bayi :
1.      Bersihkan wajah bayi dengan waslap basah tanpa sabun karena bahaya sabun masuk ke mata bayi. Badan disabuni mulai dari kepala, leher, tangan, jari, ketiak, dada, perut, sekitar pusat, kemudian punggung, kaki, dan terakhir alat kelamin. Perhatikan lipatan, misalnya leher, ketiak, paha harus dibersihkan dengan baik. Dengan waslap bersih, badan dibersihkan dari sabun.
2.      Bayi dimasukan ke dalam ember mandi dan bilas sampai bersih.
Bayi diangkat dari air, diletakkan diatas handuk dan dikeringkan mulai dari kepala menurun ke bawah. Perhatikan, lipatan harus benar-benar kering dan dilihat apakah ada kelainan kulit dan sebagainya.
c)      Memelihara Tali Pusat
Jika tali pusat masih ada, ambil sepotong kasa steril kering kemudian tali pusat dibungkus. Perhatikan pangkal/puntung tali pusat harus terbungkus dengan baik.
d)     Pakaian Bayi
Semua pakaian bayi yang akan dipakai harus dicuci dahulu, tidak boleh disimpan dengan kapur barus karena dapat menyebabkan bayi kuning. Ukuran popok yang paling baik yaitu jangan terlalu kecil supaya dapat dipakai agak lama. Baju bayi dipilih sesuai dengan keadaan setempat.
e)      Merawat Kuku Bayi
Jika kuku bayi panjang harus digunting, tetapi jangan terlalu pendek. Sebaiknya, gunakan pemotong kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil. Hati-hati, jangan sampai melukai jari bayi karena kulit bayi masih sangat lunak.
f)       Merawat Mulut Bayi
Mulut bayi dengan bercak putih mungkin karena sisa dari susu (apabila bayi tidak minum ASI). Cara menghilangkannya ialah membilasnya dengan air putih setelah minum susu.
g)      Merawat Telinga
Telinga bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan berbau, harus segera berobat ke dokter. Setelah memandikan, telinga dikeringkan dengan baik dan dibersihkan dengan kapas hindari menggunakan lidi atau benda keras.
h)      Merawat Hidung
Jika bayi pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan dengan memasukkan kapas yang digulung dan diputar sedikit ke dalam lubang hidung, jangan menggunakan benda lain. Untuk membantu kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari.
i)        Kebutuhan Makanan
Makanan utama dan terbaik bagi bayi yang sudah disediakan Tuhan adalah air susu ibu (ASI). ASI tidak hanya memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan.
j)        Kebutuhan Tidur
Bayi harus cukup tidur dan teratur. Pada bulan pertama, bayi akan tidur terus, ia hanya bangun jika lapar, mandi, dan jika diganti popoknya. Makin besar, waktu tidur bayinya makin berkurang karena bayi sudah dapat bermain. Meskipun demikian harus tetap diusahakan agar bayi tidur teratur pagi, sore, dan malam hari.
k)      Cara menjaga kesehatan bayi
a.       Amati pertumbuhan bayi baru lahir dan neonatus secara teratur.
1.      Timbang BB bayi baru lahir dan neonatus sebulan sekali sejak usia 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu
2.      Tanya hasil penimbangan dan minta pada kader mencacat di KMS.
3.      Jika bayi baru lahir dan neonatus tumbuh kurang sehat minta nasehat gizi ke petugas kesehatan
4.      Bermain dan bercakap-cakap pada BBL dan neonatus sangat penting bagi perkembangan BBL dan neonatus
b.      Minta imunisasi sesuai jadwal posyandu, rumah sakit atau praktik swasta.
1.      BBL dan neonatus harus di imunisasi lengkap sebelum berusia 1 tahun.
2.      Imunisasi mencegah penyakit TBC, hepatitis, polio, difteri, batuk 100 hari, tetanus dan campak.




BAB III
PENUTUP

3.1.            KESIMPULAN
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus, bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung).
Penanganan yang diberikan pada bayi baru lahir meliputi membersihkan jalan nafas apabila bayi tidak langsung menangis, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, memberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari pada semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan, sedangkan pada bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. Pemberian obat tetes/salep mata, pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Selanjutnya identifikasi bayi dan pemantauan bayi baru lahir.
Terdapat beberapa jadwal kunjungan bayi baru lahir, yaitu meliputi kunjungan I dilakukan pada 6 jam setelah persalinan, kunjungan II pada hari ke-3 setelah persalinan, kunjungan III pada minggu ke-2 setelah persalinan, dan kunjungan IV dilakukan pada minggu ke-6 setelah persalinan.
Pengkajian dan pemeliharaan bayi baru lahir sangat diperlukan yang meliputi pengukuran lingkar kepala, pemeriksaan punggung, anus, dan pemeriksaan semua anggota tubuh bayi apakah ada kelainan atau tidak.

3.2.            SARAN
1.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang kebutuhan dasar pada bayi baru lahir dan dapat menerapkannya dilahan praktik. Dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pengembangan diri.
2.      Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan mampu dan mengerti tentang kebutuhan dasar pada bayi baru lahir serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.





DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung
Surjono chmad, dkk, 2005. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk para medis. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar