ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA-SEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR
BAYI BARU LAHIR
Disusun Oleh :
Fauziah
Islamiati (32716732)
Fitria Handayani
(38716264)
Ike Nur Wulan Asri
Yani (38716284)
Yunita
(38716310)
PROGRAM STUDI D
III KEBIDANAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah
SWT. Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Pra-Sekolah merupakan salah satu matakuliah yang wajib
ditempuh pada Program
Studi D III Kebidanan Universitas
Gunadarma. Makalah ini disusun sebagai bagian dari pemahaman Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir yang akan disebarluaskan kepada mahasiswi Kebidanan Universitas
Gunadarma.
Selesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
- Dosen
- Orang Tua
- Teman- teman seperjuangan di Kebidanan Universitas Gunadarma
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik pengkajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, 07 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... I
DAFTAR
ISI
....................................................................................................... II
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah
.................................................................................. 2
1.3. Tujuan
.................................................................................................... 2
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bayi Baru Lahir
.................................................................... 4
2.2. Penanganan Bayi Baru Lahir
................................................................. 4
2.3. Kunjungan
.............................................................................................. 9
2.4. Manajemen pada Bayi Baru Lahir ....................................................... 11
BAB
III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan
.......................................................................................... 17
3.2. Saran
.....................................................................................................
18
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Neonatus
adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir atau
neonatus meliputi
umur 0 – 28 hari.
Bayi
merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kepada neonatus, bayi dan balita. Bayi yang lahir akan mengalami
adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri
secara fisiologis. Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut
dilakukan plasenta yang kemudian masuk ke periode transisi.
Penelitian telah
menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal
yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur
hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir
dapat terjadi cold stress yang
selanjutnya dapat menyebabkan hipoglikemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa
bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang. Contoh lain misalnya,
kurang baiknya pembersihan jalan napas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya
cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernapasan,
kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan
perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh-kembang. Tak
kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui
tali pusat pada waktu persalinan atau pada waktu pemotongan tali pusat, melalui
mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau pada waktu
memandikan/membersihkan bayi dengan bahan, atau cairan atau alat yang kurang
bersih. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014. hal : 132)
Jadwal
kunjungan bayi baru lahir perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan karena bayi
memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke
kehidupan luar berlangsung baik, bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang
dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah
ini, yaitu :
1)
Apa pengertian dari bayi baru lahir?
2)
Apa saja yang harus dilakukan dalam penanganan bayi
baru lahir?
3)
Kapan jadwal kunjungan bayi baru lahir?
4)
Bagaimana manajemen pada bayi baru lahir?
1.3.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan
Studi Kasus ini, yaitu :
1.
Tujuan Umum
a.
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan dasar
pada bayi baru lahir.
2.
Tujuan Khusus
a.
Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita dan anak Pra-Sekolah.
b.
Menambah wawasan mengenai pengertian
dari bayi baru lahir.
c.
Menambah wawasan mengenai penanganan
bayi baru lahir.
d.
Menambah wawasan mengenai kunjungan bayi baru lahir.
e.
Menambah wawasan mengenai manajemen bayi baru lahir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN
BAYI BARU LAHIR
Bayi baru
lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin (Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.
hal : 01).
Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badannya 2500-4000 gram (Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung).
2.2.
PENANGANAN
BAYI BARU LAHIR
2.2.1.
Membersihkan
Jalan Napas
Bayi normal
akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut:
a.
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang
keras dan hangat.
b.
Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu
sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
lurus sedikit tengadah kebelakang.
c.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang di bungkus kasa steril.
d.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau
gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
1)
Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga
upaya bayi bernapas tidak akan meyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke
paru-paru).
·
Alat pengisap lendir mulut (DeLee) atau alat pengisap
lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di
tempat.
·
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
·
Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang
pertama.
·
Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut harus diperhatikan.
2)
Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan
untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
·
Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan
pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak bernapas.
2.2.2.
Memotong dan
Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila
bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan rersusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding
perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila
masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan
dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa
steril. Pembalutan tersebut diganti setiap hari dan atau setiap kali
basah/kotor.
·
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali
pusat telah di klem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan.
1.
Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap
tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi dan ruang
perawatan bayi.
2.
Gunting steril juga harus siap.
3.
Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali
pusat.
2.2.3.
Mempertahankan
Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus
dicatat.
2.2.4.
Memberi
Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilapokan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
2.2.5.
Memberi Obat
Tetes/Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan
untuk mencegah terjadinya oftalmia
neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru
lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
a.
Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini
dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat dan harus
dicatat di dalam status termasuk obat apa yang digunakan.
b.
Yang lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau
Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
1)
Peralatan untuk perawatan mata harus siap di ruang
penerimaan/persalinan, ruang rawat bayi, termasuk:
·
Obat-obatan
·
Perlengkapan berisi:
a)
Alat tetes mata
b)
Gelas obat kecil steril dan kapas
·
Cairan NaCL untuk irgasi mata (bila yang dipakai Perak
Nitrat).
2)
Perubahan warna dari cairan penetes berarti telah
terjadi perubahan kimia, sehingga tidak dapat dipakai lagi.
·
Petugas hendaknya secara rutin meneliti terjadinya
perubahan warna pada cairan obat yang dipakai atau adanya kristal yang timbul
yang mungkin terjadi apabila suhu ruangan melebihi 340C.
2.2.6.
Identifikasi
Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih
dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan
kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan.
a.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat
bayi.
b.
Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi
yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c.
Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum:
1)
Nama (Bayi, Nyonya)
2)
Tanggal lahir
3)
Nomor bayi
4)
Jenis kelamin
5)
Unit
6)
Nama lengkap ibu
d.
Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Sidik
telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah
hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus
disimpan dalam ruangan bersuhu kamar.
Ukurlah
berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam
medik.
2.2.7.
Pemantauan
Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.
a.
Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir
meliputi:
1)
Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2)
Bayi tampak aktif atau lunglai
3)
Bayi kemerahan atau biru
b.
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan
bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti:
1)
Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang
bulanm
2)
Gangguan pernapasan
3)
Hipotermia
4)
Infeksi
5)
Cacat bawaan dan trauma lahir
2.3.
JADWAL
KUNJUNGAN
Kunjungan
neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi
sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal
kunjungan neonatus atau bayi baru lahir antara lain:
A.
Kunjungan I
Dilakukan
pada 6 jam pertama setelah persalinan.
1.
Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai
penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan
dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.
2.
Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan
penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
3.
Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
4.
Pemberian ASI awal.
B.
Kunjungan II
Pada hari
ke-3 setelah persalinan.
1.
Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi.
2.
Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
3.
Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus).
4.
Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah
baunya busuk.
C.
Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
1.
Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2
minggu pasca salin.
2.
Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup.
3.
Bayi harus mendapatkan imunisasi.
D.
Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran.
1.
Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan
bayi meningkat.
2.
Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
3.
Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu
untuk penimbangan dan imunisasi.
2.4.
MANAJEMEN
PADA BAYI BARU LAHIR
A.
Pengkajian segera BBL
1)
Pemeriksaan awal
1.
Nilai kondisi bayi
2.
Apakah bayi menangis kuat/bernapas tanpa kesulitan ?
3.
Apakah bayi bergerak aktif/lemas ?
4.
Apakah warna merah muda,pucat/biru ?
5.
APGAR Score Merupakan alat untuk peagkajian bayi
setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna
kulit, tonus otot, reflek . Apgar score ditemukan oleh virginia apgar
(1950)
2) Pemeriksaan
Lengkap Beberapa Jam Kemudian
Semua bayi
harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah membiarkan bayi beberapa
waktu untuk pulih karena kelahiran. Bayi secara keseluruhan. Bayi normal
berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau menguap.
Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la memberikan respon
terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan melemparkan
tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini disebut
refleks Moro.
a) Kepala
1.
Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang
tidak normal besarnya disebut hidrosefalus.Ukuran
kepala yang terlalu kecil disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah
33 cm.
2.
Rabalah fontanela anterior, seharusnya tidak menonjol
(membengkak).
3.
Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci)
atau celah palatum.
b) Punggung
Spina bifida
merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak didapatkan tulang dan
kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang belakang bayi.
c) Anus
Periksalah
apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini untuk meyakinkan tidak
adanya anus imperforate/atresia ani. Anus imperforata atau atresia ani
merupakan kelainan kongenital pada anus dimana tidak terdapatnya lubang anus.
d) Anggota
tubuh
Periksa
kondisi semua anggota tubuh, apakah normal ataukah terdapat kelainan.
B.
Pemeliharaan BBL
Dalam
melakukan kunjungan rumah, bidan harus memperhatikan kebutuhan higiene, memandikan
bayi, memelihara tali pusat, pakaian bayi, merawat kuku bayi, merawat mulut
bayi, merawat telinga, merawat hidung, kebutuhan makanan, dan kebutuhan tidur.
a) Kebutuhan
Higiene
Berikut ini
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan :
1.
Kuku jari tangan ibu hendaknya selalu pendek supaya
tidak ada kuman dan kotoran yang terselip di bawah kuku dan mencegah jangan
sampai melukai badan bayi.
2.
Sebelum dan sesudah memegang bayi ibu harus selalu
mencuci tangan.
3.
Kamar bayi terlindungi dari angin, debu, tetapi cukup
mendapat sinar matahari dan udara segar.
4.
Untuk menghindari infeksi, pakaian bayi harus dicuci
terpisah dari pakaian anggota keluarga yang lain.
5.
Pakaian bayi harus selalu bersih dan kering dan tidak
memberi kapur/kamper pada pakaian bayi.
b) Memandikan
bayi
Tujuan
memandikan bayi adalah membersihkan kulit, merangsang peredaran darah, memberi
perasaan nyaman dan segar, dan melatih bayi agar terbiasa akan kebersihan.Cara
memandikan bayi :
1.
Bersihkan wajah bayi dengan waslap basah tanpa sabun
karena bahaya sabun masuk ke mata bayi. Badan disabuni mulai dari kepala,
leher, tangan, jari, ketiak, dada, perut, sekitar pusat, kemudian punggung,
kaki, dan terakhir alat kelamin. Perhatikan lipatan, misalnya leher, ketiak,
paha harus dibersihkan dengan baik. Dengan waslap bersih, badan dibersihkan
dari sabun.
2.
Bayi dimasukan ke dalam ember mandi dan bilas sampai
bersih.
Bayi
diangkat dari air, diletakkan diatas handuk dan dikeringkan mulai dari kepala
menurun ke bawah. Perhatikan, lipatan harus benar-benar kering dan dilihat
apakah ada kelainan kulit dan sebagainya.
c) Memelihara
Tali Pusat
Jika tali
pusat masih ada, ambil sepotong kasa steril kering kemudian tali pusat
dibungkus. Perhatikan pangkal/puntung tali pusat harus terbungkus dengan baik.
d) Pakaian Bayi
Semua
pakaian bayi yang akan dipakai harus dicuci dahulu, tidak boleh disimpan dengan
kapur barus karena dapat menyebabkan bayi kuning. Ukuran popok yang paling baik
yaitu jangan terlalu kecil supaya dapat dipakai agak lama. Baju bayi dipilih sesuai
dengan keadaan setempat.
e) Merawat Kuku
Bayi
Jika kuku
bayi panjang harus digunting, tetapi jangan terlalu pendek. Sebaiknya, gunakan
pemotong kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil. Hati-hati, jangan sampai
melukai jari bayi karena kulit bayi masih sangat lunak.
f) Merawat
Mulut Bayi
Mulut bayi
dengan bercak putih mungkin karena sisa dari susu (apabila bayi tidak minum
ASI). Cara menghilangkannya ialah membilasnya dengan air putih setelah minum
susu.
g) Merawat
Telinga
Telinga
bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan berbau, harus segera
berobat ke dokter. Setelah memandikan, telinga dikeringkan dengan baik dan
dibersihkan dengan kapas hindari menggunakan lidi atau benda keras.
h) Merawat
Hidung
Jika bayi
pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan dengan memasukkan kapas yang
digulung dan diputar sedikit ke dalam lubang hidung, jangan menggunakan benda
lain. Untuk membantu kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari.
i)
Kebutuhan Makanan
Makanan
utama dan terbaik bagi bayi yang sudah disediakan Tuhan adalah air susu ibu
(ASI). ASI tidak hanya memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi, tetapi
juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan.
j)
Kebutuhan Tidur
Bayi harus
cukup tidur dan teratur. Pada bulan pertama, bayi akan tidur terus, ia hanya bangun
jika lapar, mandi, dan jika diganti popoknya. Makin besar, waktu tidur bayinya
makin berkurang karena bayi sudah dapat bermain. Meskipun demikian harus tetap
diusahakan agar bayi tidur teratur pagi, sore, dan malam hari.
k)
Cara menjaga kesehatan bayi
a.
Amati pertumbuhan bayi baru lahir dan neonatus secara
teratur.
1.
Timbang BB bayi baru lahir dan neonatus sebulan sekali
sejak usia 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu
2.
Tanya hasil penimbangan dan minta pada kader mencacat
di KMS.
3.
Jika bayi baru lahir dan neonatus tumbuh kurang sehat
minta nasehat gizi ke petugas kesehatan
4.
Bermain dan bercakap-cakap pada BBL dan neonatus
sangat penting bagi perkembangan BBL dan neonatus
b.
Minta imunisasi sesuai jadwal posyandu, rumah sakit
atau praktik swasta.
1.
BBL dan neonatus harus di imunisasi lengkap sebelum
berusia 1 tahun.
2.
Imunisasi mencegah penyakit TBC, hepatitis, polio,
difteri, batuk 100 hari, tetanus dan campak.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Bayi baru
lahir disebut juga dengan neonatus, bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram
(Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung).
Penanganan
yang diberikan pada bayi baru lahir meliputi membersihkan jalan nafas apabila
bayi tidak langsung menangis, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan
suhu tubuh bayi, memberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari pada semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan, sedangkan pada bayi resiko tinggi
diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. Pemberian obat
tetes/salep mata, pemberian obat mata eritromisin
0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Selanjutnya
identifikasi bayi dan pemantauan bayi baru lahir.
Terdapat
beberapa jadwal kunjungan bayi baru lahir, yaitu meliputi kunjungan I dilakukan
pada 6 jam setelah persalinan, kunjungan II pada hari ke-3 setelah persalinan,
kunjungan III pada minggu ke-2 setelah persalinan, dan kunjungan IV dilakukan
pada minggu ke-6 setelah persalinan.
Pengkajian
dan pemeliharaan bayi baru lahir sangat diperlukan yang meliputi pengukuran
lingkar kepala, pemeriksaan punggung, anus, dan pemeriksaan semua anggota tubuh
bayi apakah ada kelainan atau tidak.
3.2.
SARAN
1.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang
kebutuhan dasar pada bayi baru lahir dan dapat menerapkannya dilahan praktik.
Dan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pengembangan diri.
2.
Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan mampu dan mengerti tentang kebutuhan dasar
pada bayi baru lahir serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina
Pustaka
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Ibrahim Krisyiana S. 1984. Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung
Surjono chmad, dkk,
2005. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk para medis. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar