ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. D G2P1A0
HAMIL 23 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG
DI POLI KIA,
PUSKESMAS KEL. KP. RAWA, KEC. JOHAR BARU, JAKARTA PUSAT
DISUSUN OLEH:
IKE NUR WULAN ASRI
YANI
(38716284)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2016/2017
LEMBAR PERSETUJUAN
“LAPORAN KASUS PRAKTIK PELAYANAN ANC DAN KB”
“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL G2P0A1 DENGAN
HIPERTENSI DI PKM KELURAHAN KAMPUNG RAWA, KECAMATAN JOHAR BARU, JAKARTA PUSAT”
Ike
Nur Wulan Asri Yani
NPM : 38716284
Pembimbing Lahan
|
Pembimbing
Institusi
|
(Widya R,
Amd.Keb)
|
(Rini
Damayanti, M.ph)
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kepada Allah
SWT. Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Studi Kasus ini.
Asuhan Kebidanan I
merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh pada Program Studi D III Kebidanan Universitas Gunadarma. Studi Kasus
ini disusun sebagai bagian dari pemahaman Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil yang akan disebarluaskan kepada mahasiswi Kebidanan Universitas
Gunadarma.
Selesainya Studi Kasus ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk
itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada :
- Bidan Widyawati
- Dosen
- Orang Tua
- Teman- teman seperjuangan di Kebidanan Universitas Gunadarma
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Studi Kasus
ini, baik dari materi maupun teknik pengkajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2017
Ike Nur
Wulan Asri Yani
DAFTAR
ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. I
KATA PENGANTAR .......................................................................................... II
DAFTAR ISI
....................................................................................................... III
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan
................................................................................................. 3
1.3. Sistematika
Penulisan
......................................................................... 3
BAB II : TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Anemia Menurut Para Ahli
............................................... 5
2.2. Etiologi
............................................................................................... 6
2.3. Patofisiologi
....................................................................................... 8
2.4. Klasifikasi
Anemia dalam Kehamilan
................................................ 8
2.5. Macam-macam
Anemia
...................................................................... 9
2.6. Tanda
dan Gejala Anemia
................................................................. 10
2.7. Pengaruh
Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin .....
10
2.8. Diagnosa
Anemia
............................................................................. 12
2.9. Penatalaksanaan
............................................................................... 13
2.10. Pencegahan
dan Penanganan Anemia ................................................ 14
BAB III : TINJAUAN KASUS
I.
Pengkajian
........................................................................................ 15
II.
Analisa
.............................................................................................. 23
III.
Penatalaksanaan ............................................................................... 23
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
I.
Data Subjektif
................................................................................... 24
II.
Data Objektif
.................................................................................... 24
III.
Analisa Data
..................................................................................... 25
IV.
Penatalaksanaan
............................................................................... 26
V.
Evaluasi
............................................................................................ 26
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
....................................................................................... 27
5.2. Saran ................................................................................................. 28
LAMPIRAN I : LEMBAR HASIL
Konsultasi dan Perbaikan
............................ 30
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................... 31
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tingginya
jumlah kematian ibu di beberapa wilayah di dunia mencerminkan ketidak adilan
dalam akses layanan kesehatan, dan menyoroti adanya kesenjangan diantara yang
kaya dan yang miskin. Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara
berkembang. Lebih dari setengah dari kematian tersebut terjadi di sub-Sahara
Afrika dan hampir sepertiga terjadi di Asia Selatan. Rasiko kematian ibu di
negara-negara berkembang pada tahun 2013 mencapai 230 per 100.000 kelahiran
hidup lebih tinggi dibandingkan dengan di negara maju sebesar 16 per 100.000
kelahiran hidup (World Healt Organitation, 2014).
Berdasarkan
data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia melonjak sangat signifikan menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997. AKI
Indonesia yang mengalami peningkatan, jauh lebih buruk dari negara-negara
paling miskin di Asia, seperti Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Kamboja.
Sehingga Indonesia kini telah berpredikat terbelakang di Asia dalam melindungi
kesehatan Ibu.
Salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil adalah anemia dalam kehamilan. Anemia dalam
kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan
ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas Sumber daya
manusia. Anemia kehamilan disebut “potensial danger to mother and child”
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait dalam
pelayanan kesehatan (Manuaba, 2012 )
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah
kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20%
(Sarwono Prawiharjo, 2005; hal : 450 ).
Menurut WHO
kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb
11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai
yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G, hal : 29 ).
Menurut
sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar
40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di
perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka
angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah
melahirkan.
Tingginya
anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative terhadap janin yang di
kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya
akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature,
abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak
factor antara lain; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono
Prawirohardjo, 2005; hal : 450).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil seperti perbaikan asupan gizi,
program pemberian besi, dan pemberian preparat besi jauh sebelum merencanakan
kehamilan. Akan tetapi upaya-upaya 3 tersebut belum memuaskan. Hal ini berarti
bahwa selama beberapa tahun ke depan masih tetap akan berhadapan dengan anemia
pada ibu hamil.
1.2. TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan Studi Kasus ini yaitu :
1.
Tujuan Umum
a.
Mahasiswa dan ibu hamil dapat mengetahui gejala klinis
anemia.
b.
Mahasiswa dan ibu hamil dapat mengetahui cara
pencegahan dan penanganan anemia.
2.
Tujuan Khusus
a.
Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan I.
b.
Menambah wawasan pengertian anemia.
c.
Menambah wawasan mengenai penyebab anemia pada ibu hamil.
d.
Menambah wawasan mengenai gejala anemia pada ibu hamil.
e.
Menambah wawasan mengenai pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil.
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN
Studi Kasus ini
disusun secara sistematis yang terdiri dari lima BAB, yaitu sebagai berikut:
BAB I
(PENDAHULUAN) :
Yang terdiri dari Latar
Belakang,
Tujuan dan
Sitematika penulisan
BAB II (TINJAUAN TEORI) : Meliputi konsep Asuhan
Kebidanan I.
BAB III (TINJAUAN KASUS) : Meliputi pendokumentasian
yang menggunakan sistem
SOAP.
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN) : Meliputi pengkajian,
diagnosa kehamilan,
perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
BAB V (PENUTUP) : Terdiri
dari kesimpulan dan
saran.
LAMPIRAN :
Berisi lembar tambahan.
DAFTAR PUSTAKA : Berisi
sumber-sumber
tulisan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. PENGERTIAN ANEMIA MENURUT PARA AHLI
Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11g % pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g % pada trimester 2 (Sarwono, 2009).
Anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr % pada trismester I
dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester II (Saifuddin. A. B. 2001; hal 281).
Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr / 100 ml
(Wiknjaksatro, 2002. Hal 405).
Anemia
adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007; hal 20).
Anemia
adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu
keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin
menurun (Maimunah 2005).
Anemia
adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah pada wanita yang
tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada wanita hamil (Varney
Helen, 2002; hal 152)
Perubahan
fisiologis yang alami terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel
darah normal pada kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan jumlah sel darah merah.
Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah di dalam sirkulasi, tetapi
jumlahnya seimbang dengan peningkatan volume plasma. Ketidak seimbangan ini
akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar Hb (Varney, 2006).
2.2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil,
diantaranya:
1.
Umur
Umur ibu adalah lama waktu hidup
atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut hamil. Ada banyak hal yang
menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya
adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang
dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat
mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada
usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau
takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk
asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada usia
di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai
menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan
(Anonim, 2010).
2.
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang
pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3
merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal paritas
I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian lebih tinggi.
Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Sarwono,
1999; Hal. 2 ).
Setelah kehamilan yang ketiga resiko
anemia (kurang darah) meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang
berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang
biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.
3.
Status Gizi Ibu Hamil
Anemia merupakan salah satu masalah
utama penyebab angka kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu
hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi
sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan
yang kandungan protein hewani.
Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan
Antropometri WHO NCHS (National Center Of Health Statistic), yaitu pengukuran
dan berbagai dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi
badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap
tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen
Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U
60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).
Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi
yang relative besar. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam
kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1,
(Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.
Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil
yang kurang akan menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan
bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan
berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu
hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004; hal 11 ).
4.
Hipervolemia
Hipervolemia,
menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan, tidak sebanding dengan
pertambahan plasma, kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi
meningkat.
2.3. PATOFISIOLOGI
Selama kehamilan terjadi
peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan
eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini
tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga
member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml.
(Sarwono,2002 hal 450-451).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin
19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung.
Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka
dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb
ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.
2.4. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Berdasarkan klasifikasi dari WHO
kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu (Manuaba
I.B.G,1998; HAL 30):
1.
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
2.
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
3.
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
4.
Hb <7 gr% Anemia berat
2.5. MACAM-MACAM ANEMIA
Macam-macam anemia menurut (Sarwono,2006; hal : 451)
yaitu:
1.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia
yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan unsur zat besi
dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari
badan yang menyebabkan perdarahan.
2.
Anemia megaloblastik
Anemia
karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B Hal ini
erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
3.
Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum
tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik
karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.
4.
Anemia hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi
lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
2.6. TANDA DAN GEJALA ANEMIA
Tanda gejala
ibu hamil yang mengalami anemia antara lain : ibu mengeluh lemah, pucat, mudah
pingsan sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia
defisiensi (Sarwono, 2009).
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa
kehamilan mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang
sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut ; Lemah,
mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan
muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek (pada anemia yang parah) (Varney Helen,
2002; Hal : 152).
Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat
meliputi : kulit pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari pucat,
takikardi/murmut lambat (pada anemia yang parah), rambut dan kuku rapuh (pada
anemia yang parah) dan juga lidah licin (pada anemia yang parah).
2.7. PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, DAN
JANIN
Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan
Janin, sebagai berikut: (Manuaba, 1998. Hal. 31-32)
I.
Bahaya Anemia dalam Kehamilan.
1.
Resiko terjadi abortus.
2.
Persalinan permaturus.
3.
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
4.
Mudah menjadi infeksi.
5.
Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %).
6.
Mengancam jiwa dan kehidupan ibu.
7.
Mola hidatidosa.
8.
Hiperemesis gravidarum
9.
Perdarahan anterpartum.
10. Ketuban
pecah dini(KPD).
II.
Bahaya Anemia dalam Persalinan
1.
Gangguan kekuatan HIS.
2.
Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi
partus terlantar.
3.
Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4.
Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri.
5.
Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum
sekunder dan atonia uteri.
III.
Bahaya anemia dalam masa nifas
1.
Perdarahan post partum karena atonia uteri dan
involusio uteri memudahkan infeksi puerperium.
2.
Pengeluaran ASI berkurang.
3.
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah
persalinan.
4.
Mudah terjadi infeksi mammae
IV.
Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu
menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk:
1.
Abortus.
2.
Terjadi kematian intra uteri.
3.
Persalinan prematuritas tinggi.
4.
Berat badan lahir rendah (BBLR).
5.
Kelahiran dengan anemia.
6.
Dapat terjadi cacat bawaan.
7.
Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8.
Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen
dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin.
9.
Diagnosa anemia
2.8. DIAGNOSA ANEMIA
Dalam kehamilan dapat di tegakkan
dengan :
1.
Anamnese
Pada anemnese akan didapatkan
keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual, muntah
lebih berat pada hamil muda. (Manuaba, I.B.G, 1998; hal : 30). Bila terdapat
keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal,
maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002; hal : 282
).
2.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi
akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan
standar, kesulitan adalah alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia
penyakit kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering
dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu dilakukan.
Dengan pemeriksaan khusus untuk
membedakan dengan defisiensi asam folat dan thalassemia. Pemeriksaan Mean
Corpuscular Volume (MCV) penting untuk menyingkirkan thalassemia. Bila terdapat
batas MCV < 80 uL dan kadar ROW (red cell distribution width) > 14%
mencurigai akan penyakit ini kadar Hemoglobin Fetal (HbF) >2% dan HbA2 yang
abnormal akan menentukan jenis thalassemia.
2.9. PENATALAKSANAAN
Pemberian vitamin zat besi ini dimulai dengan memberikan
satu tablet per hari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet zat besi
ini sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan (Saifuddin, 2009).
Terapi pemberian zat besi dapat menimbulkan efek samping
seperti mual, feses berwarna kehitaman dan konstipasi yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien (Varney, 2007).
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
1)
Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam
tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
2)
Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak
membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar
dan tinja berwarna hitam.
3)
Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi
setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet
besi disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.
4)
Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar
dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka
harus ditutup kembali dengan rapat. tablet besi yang telah berubah warna
sebaiknya tidak diminum
5)
Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi
atau kebanyakan darah.
2.10. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA
1.
Pencegahan Anemia
Untuk
menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum
hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam
pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan
tinja sehingga di ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 1998,
hal.30)
2.
Penanganan pada Anemia sebagai berikut:
1)
Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10
gr% masih di anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60
mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004;
Hal : 150 – 151 ).
2)
Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan
preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas
ferosus (Wiknjosastro, 2005; Hal : 452).
3)
Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam
folat 400 mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan (Arisman, 2004; hal : 153).
BAB III
TINJAUAN KASUS
No.Reg :
138
Nama Pengkaji :
Ike Nur Wulan.Asri Yani
Hari / Tanggal :
Kamis, 10 Agustus 2017
Waktu Pengkajian :
11:20 – 11:40
Tempat Pengkajian :
PKM. Kel. Kp. Rawa, Johar Baru, JAKPUS
I. PENGKAJIAN
1.
Data
Subjektif
a. Identitas
Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. G
Umur : 21 th Umur : 25 th
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Kp. Rawa, 04/08 Alamat :
Kp. Rawa,
04/08
Alamat
Kantor : - Alamat Kantor : -
b. Keluhan Utama
§ Ibu
mengatakan tidak mengalami pusing yang menetap.
§ Ibu
mengatakan tidak ada nyeri ulu hati.
§ Ibu
mengatakan pandangan tidak kabur.
§ Ibu
mengatakan tidak mengalami sakit dibagian bawah perut.
§ Ibu
mengatakan tidak pernah mengalami ada pengeluaran air ketuban atau darah di
vagina.
§ Ibu
mengatakan badan terasa lemas
§ Ibu
mengatakan gerakan janin aktif.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
GPA :
G2P1A0
HPHT :
02-03-2017
TP :
09-12-2017
Siklus
Haid :
Teratur
Pergerakan
janin pertama kali : Pertengahan
Juli 2017
Pergerakan
janin 1 jam terakhir : 5
kali
Tanda
bahaya / penyulit :
Tidak ada penyulit
Imunisasi
TT 1 :
-
Imunisasi
TT 2 :
-
Kekhawatiran
– kekhawatiran khusus : Takut bayi
lahir prematur
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan,
Nifas yang Lalu
No.
|
Tgl/Thn Lahir
Anak
|
Usia Kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Tempat
Persalinan/Penolong
|
Penyulit
|
JK
|
BB/PB
|
Keadaan Anak
|
IMD-ASI
esklusif
|
Nifas
|
1.
|
2015 (2th)
|
Aterm
|
Spontan
|
Puskesmas/Bidan
|
Tidak ada
|
L
|
2900 gr
|
Sehat
|
Di lakukan- 1th
|
-
|
2.
|
Hamil ini
|
e. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat
Kesehatan yang diderita sekarang / dulu : Tidak ada
Riwayat
Keturunan :
Tidak ada riwayat
gameli, buta warna
dan hemofili
Riwayat
Penyakit Keturunan :
Tidak ada riwayat
diabetes, atsma, dan
hipertensi
Riwayat
Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat
HIV, TBC, HBsAg
dan Sifilis
f. Riwayat Psikososial
Status
Pernikahan - Suami yang ke : 1
-
Istri yang ke : 1
-
Lamanya pernikahan : 3 bulan
Respon ibu / keluarga terhadap
kehamilan : Sangat senang
Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
Bentuk dukungan keluarga : Suami ikut
mengantar saat
pemeriksaan
kehamilan.
Adat istiadat yang berhubungan
dengan kehamilan: - acara 7 bulanan
Pengambilan keputusan dalam
keluarga : Suami
Rencana Persalinan - Tempat : Puskesmas
-
Penolong Persalinan : Bidan
-
Pendamping Persalinan: Suami
Persiapan Persalinan :
BPJS Ibu dan Bayi,
kendaraan motor,
pendonor darah
keluarga
Riwayat KB terakhir - Jenis Kontrasepsi : IUD
-
Lama Penggunaan : 2th
g. Aktifitas Sehari-hari
1. Nutrisi
Pola
Makan ( frekuensi ) :
2x sehari
Jenis
makanan yang dikonsumsi : Nasi, mie,
buah, dan susu.
Jenis
makanan yang tidak disukai : Sayur-sayuran
Perubahan
porsi makan : 2 Porsi
2. Eliminasi
BAB - Frekuensi :
1x sehari
-
Konsistensi: lunak
BAK
- Frekuensi :
4 x sehari
-
Warna :
Kuning jernih
3. Pola Istirahat dan Tidur
Tidur
malam : 4-5 jam
Tidur
siang : 1 jam
Masalah : Susah tidur
4. Kebiasaan Hidup Sehari – hari
Obat-obatan
/ jamu : tidak ada
Alergi
obat : tidak ada
Merokok
(istri) : tidak merokok
Merokok
(suami) : merokok
Minuman
Beralkohol : tidak pernah
NAPZA : tidak
pernah
5. Aktivitas Sehari – hari : melakukan
kegiatan rumah tangga
(mencuci,
mengepel, bersih-bersih
rumah, memasak).
6. Hubungan Seksual
Hubungan
seks dalam kehamilan : berhubungan
Keluhan :
tidak ada keluhan
7. Personal Hygiene
Mandi : 2 x
sehari
Ganti
Pakaian dalam dan luar : 3/hari dan
2x/hari
Irigasi
Vagina : Tidak menggunakan
Frekuensi : -
2.
Data
Subjektif
a. Keadaan Umum : Baik
-
Kesadaran :
sadar
-
Keadaan emosional : stabil
-
Tanda Vital
Tekanan
Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 73 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5ºC
b. Antropometri
-
TB :
155 cm
-
BB Sebelum hamil : 47 kg
-
BB Sekarang : 49,6 kg IMT : 19,6
-
Lyla :
23 cm
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
-
Rambut :
bersih
-
Muka
§ Chloasma : tidak ada
§ Oedema : tidak ada
-
Mata
§ Konjungtiva : Pucat
§ Sklera : Putih
-
Hidung
§ Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
§ Polip : Tidak ada
-
Telinga Kebersihan : Bersih
-
Mulut
§ Stomatitis : Tidak ada
§ Gusi : Tidak bengkak / berdarah
§ Caries : Tidak ada caries
2. Leher
Pembesaran
Kelenjar Tiroid : Tidak ada
pembengkakan
Kelenjar
Geah Bening : Tidak ada
pembengkakan
Vena
Jugularis :
Tidak ada pembesaran
3. Dada
Retraksi
Dinding Dada : Tidak ada retraksi
Bunyi
pernafasan : Normal, tidak
ada wizing
Bunyi
Jantung : Normal
Irama : Teratur
Payudara
Bentuk :
Simetris
Puting
susu : Menonjol
Areola : Hiper pigmentasi
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
Benjolan : Tidak ada benjolan
Tanda–tanda
retraksi : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Lain
– lain : Tidak ada
4. Perut
Bekas
luka operasi : Tidak ada
Bentuk
perut : Bulat
Kontraksi : Tidak ada
TFU
( Mc Donald ) : Sepusat
Palpasi Leopold I : Pada bagian fundus uteri teraba
besar, padat dan tidak melenting
Leopold
II : Pada bagian sisi kiri perut ibu
teraba bagian-bagian kecil janin.
Pada bagian sisi kanan perut ibu
teraba keras dan memanjang seperti
papan.
Leopold
III : Pada bagian segmen bawah uteri
teraba bulat, keras, dan dapat
digoyangkan
Leopold
IV : konvergen
Perlimaan : 5/5
Auskultasi
DJJ: 138 x/menit (teratur)
5. Ekstremitas
Telapak
tangan : Kuat dan tidak pucat
Varices : Negatif/negatif
Reflek
Patella : positif/positif
Oedema : Negatif/negatif
6. Pinggang
( costo vertebra angel tenderness ) : tidak ada nyeri
ketuk
d. Pemeriksaan Genitalia dan Anus
1. Pemeriksaan Genetalia Eksternal
Labia
Mayora : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Labio
Minora : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Urifisium
Uretra : Tidak dilakukan pemeriksaan
Vulva : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Varices : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Pengeluaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
Bau : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Kelenjar
Skene : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar
Bartholin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain
– lain : Tidak dilakukan
pemeriksaan
2. Anus
( Haemoroid ): Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Darah Hb :
7,7 gr%
Gol.
Darah : O+ Gol. Darah suami : -
HIV : Negatif
HbsAg : Negatif
Sifilis : Negatif
Urine Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
TBC :
Negatif
2.
USG : -
II.
ANALISA
G1P0A0
23 minggu dengan anemia sedang
Janin tunggal, hidup,
intra uterin, presentasi kepala
III.
PENATALAKSANAAN
( RENCANA, TINDAKAN, EVALUASI )
1.
Memfasilitasi ibu informed consent
2.
Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu
mengerti
3.
Menganjurkan ketika suaminya merokok
tidak mendekat pada ibu dan ketika bayi sudah lahir pun di harapkan tidak
mendekat, dan setelah merokok baju harap di ganti, ibu mengerti
4.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, ibu mengerti
5.
Konseling nutrisi gizi seimbang, ibu
mengerti
6.
Konseling tentang IMD dan ASI ekslusif,
ibu mengerti
7.
Menganjurkan ibu makan sedikit tapi
sering, misal; mengemil biskuit, roti, dan sebagainya. Ibu mengerti
8.
Konseling menjaga kebersihan diri dan vagina,
ibu mengerti
9.
Memberikan Fe 2x1 (30 tablet)
Kalk
1x1 (30 tablet)
Vitamin
C 1x1 (30 tablet)
10.
Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang
pada tanggal 08-09-2017
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada langkah ini penulis dapat mengkaji data pada ibu hamil normal G2P1A0
hamil 23 minggu. Hal ini sesuai dengan teori yang ada didasari dengan;
4.1. DATA SUBJEKTIF
Yaitu ibu mengaku ini kehamilan yang kedua, pernah satu kali melahirkan,
belum pernah keguguran, ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02 Maret
2017, ibu datang ke bidan mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang dan mengatakan
badan terasa lemas. HPHT ibu pada
tanggal 02 Maret 2017 dan taksiran persalinan pada tanggal 09 Desember 2017.
Hal ini berdasarka rumus Naegele yaitu Bulan di kurang 3, Tahun di tambah
1, Tanggal di tambah 7.
4.2. DATA OBJEKTIF
Pada data objektif didapatkan konjungtifa ibu pucat. Perut membesar
sesuai dengan usia kehamilan. Pada saat
dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I : TFU sepusat, teraba besar,
padat, tidak melenting (bokong).
Leopold II : Pada sisi
kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin. Pada sisi
kanan perut ibu teraba keras, panjang, seperti
papan.
Leopold III : Pada segmen
bawah uteri teraba bulat, keras dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV :
Kepala belum masuk PAP (konvergen)
Perlimaan : 5/5
Denyut jantung janin 138/menit dan irama teratur. Gerakan janin aktif, selama pemeriksaan 20 menin terhitung 15 menit janin bergerak 2 kali.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran ibu Composmetis, tekanan darah 110/70 mmHg. Menurut Prawirohardjo (2005) perlu diukur untuk mengetahui perbandingan
nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang perlu untuk
memperetahankan fungsi plasenta. Tetapi tekanan darah sistolik 140mmHg atau
diastolic 90mmHg pada awal kehamilan dapat mengindikasi hipertensi. Nadi 73 x/mnt, pernafasan 22 x/mnt, suhu 36,5oC, berat
badan ibu sebelum hamil 47 kg, berat badan ibu sekarang 49,6 kg, tinggi badan
ibu 155 cm serta pemeriksaan HB ibu 7,7
gr/dl.
Menurut Prawirohardjo (2005) pertumbuhan berat badan yang ada pada ibu
hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : body massa index ) dimana metode ini
untuk menentukan pertumbuhan berat badan yang optimal selama masa kehamilan,
karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertumbuhan berat badan pada kehamialan yang normal adalah 6,5-16,5 kg, adapun
tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm, pemberian imunisasi TT lengkap,
pemberian imunisasi TT pada kehamilan, diberikan tiga kali yaitu satu pada
kunjungan ANC pertama dan diberikan TT1 kemudian TT2 diberikan 4 minggu setelah
TT1. Menurut Depkes RI, (2011).
Pada pemeriksaan laboraturium
didapatkan Hb 7,7 gram %, Ibu hamil
dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia pada
ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009 : 101). Pada awal kehamilan dapat mengindikasi anemi. Berdasarkan teori diatas dan apa yang terjadi dilapangan terdapat
kesenjangan dan ibu hamil Ny. D mengalami
anemia sedang.
4.3. ANALISA DATA
Dari pengkajian data subjektif
dan objektif diatas dapat ditegakkan
bahwa Ny. D G2P1A0
hamil 23 minggu dengan anemia sedang.
4.4. PENATALAKSANAN
Penatalaksanaan yang diberikan
adalah memfasilitasi
ibu informed consent, menjelaskan hasil pemeriksaan dan
ibu mengerti. Menganjurkan
ketika suaminya merokok tidak mendekat pada ibu dan ketika bayi sudah lahir pun
di harapkan tidak mendekat, dan setelah merokok baju harap di ganti, ibu
mengerti. Menjelaskan
tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu mengerti. Konseling
nutrisi gizi seimbang, ibu mengerti. Konseling
tentang IMD dan ASI ekslusif, ibu mengerti. Menganjurkan ibu
makan sedikit tapi sering, misal; mengemil biskuit, roti, dan sebagainya. Ibu
mengerti. Konseling
menjaga kebersihan diri dan vagina, ibu mengerti. Memberikan Fe
2x1 (30 tablet), Kalk 1x1 (30 tablet), Vitamin
C 1x1 (30 tablet). Memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 08 September 2017.
4.5. EVALUASI
Evaluasi
pada kasus ini keadaan janin baik. Rencana dan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dapat diaplikasikan secara efektif. Karena dari pemeriksaaan Hb ibu
dengan anemia ringan , ibu dianjurkan meningkatkan asupan makanan dengan gizi
seimbang agar ibu tidak anemia. Menganjurkan ibu untuk sering memeriksakan
kehamilannya dan ibu setuju untuk memeriksa HB secara rutin setiap bulan.
BAB
V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11g % pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g % pada trimester 2 (Sarwono, 2009).
Anemia
adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah pada wanita yang
tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada wanita hamil (Varney
Helen, 2002; hal 152).
Perubahan
fisiologis yang alami terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel
darah normal pada kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan jumlah sel darah merah.
Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah di dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya
seimbang dengan peningkatan volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat
dalam bentuk penurunan kadar Hb (Varney, 2006).
Berdasarkan klasifikasi dari WHO
kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu (Manuaba
I.B.G,1998; HAL 30):
1.
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
2.
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
3.
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
4.
Hb <7 gr% Anemia berat
Tanda gejala
ibu hamil yang mengalami anemia antara lain: ibu mengeluh lemah, pucat, mudah
pingsan sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia
defisiensi (Sarwono, 2009).
Terapi
pemberian zat besi dapat menimbulkan efek samping seperti mual, feses berwarna
kehitaman dan konstipasi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien
(Varney, 2007).
Dari pengkajian data subjektif dan objektif
diatas dapat ditegakkan bahwa Ny L G2P1A0
hamil 23 minggu dengan anemia sedang.
Penatalaksanaan yang diberikan
adalah memfasilitasi
ibu informed consent, menjelaskan hasil pemeriksaan dan
ibu mengerti. Menganjurkan
ketika suaminya merokok tidak mendekat pada ibu dan ketika bayi sudah lahir pun
di harapkan tidak mendekat, dan setelah merokok baju harap di ganti, ibu
mengerti. Menjelaskan
tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu mengerti. Konseling
nutrisi gizi seimbang, ibu mengerti. Konseling
tentang IMD dan ASI ekslusif, ibu mengerti. Menganjurkan ibu
makan sedikit tapi sering, misal; mengemil biskuit, roti, dan sebagainya. Ibu
mengerti. Konseling
menjaga kebersihan diri dan vagina, ibu mengerti. Memberikan Fe
2x1 (30 tablet), Kalk 1x1 (30 tablet), Vitamin
C 1x1 (30 tablet). Memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 08 September 2017.
5.2. SARAN
1. Diharapkan
mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada Ibu Hamil dan mahasiswa
mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil dan mengerti tindakan segera yang
harus dilakukan.
2. Melakukan
penyuluhan tentang pentingnya pendewasaan kehamilan karena terdapatkan pada ibu
dengan usia <20 dan >35 tahun cukup beresiko untuk terjadinya Anemia yang
secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehamilan.
3. Pada ibu
hamil trimester 2 dan 3 perlu perhatikan khusus dalam pemberian Fe untuk
mengimbangi terjadinya hemodilusi.
4. Pada petugas
kesehatan, perlu penyampaian khusus pada ibu hamil bagaimana cara pengolahan
makanan yang baik agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tetap terjaga.
LAMPIRAN
I
LEMBAR HASIL KONSULTASI DAN
PERBAIKAN
No.
|
Hasil
Konsultasi dan Perbaikan
|
TTD
Pembimbing lahan
|
1.
|
||
2.
|
||
3.
|
||
4.
|
||
5.
|
||
6.
|
||
7.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo,
Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G dkk. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Varney, Helen, dkk.
2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Jakarta : EGC